There
are many differences between Indonesian and American culture. Here are some
examples that make them different:
First,
is about eating food in the United States and Indonesia. Indonesian people eat
the same food every day for lunch and dinner. That is rice. Rice is a main food
for Indonesian folk. Even so, they eat it with other foods, like meat and
vegetables. On the other hand, American people eat a variety of foods each day.
In particular, they eat pizza, sandwiches, pasta or noodles, and sometimes meat
for dining.
Another
difference is how people prepare the food for lunch and dinner. In the United
States, people take a longer time to prepare dinner than lunch. They cook the
food approximately one and half-hours before eating. On the other hand, in
Indonesia, people take a longer time to prepare a lunch than a dinner. For
dinner, they usually warm the food that was cooked at noon instead of making
more.
A
final difference in eating food between the United States and Indonesia is the
taste of the food. In general, Americans prefer a sweet taste or a little bit
salty in their food. In contrast, most Indonesian people like a hot and spicy
taste in their food. Also, Indonesian would like to eat food that still warms
instead of food that is not warm anymore. Therefore they always warm their food
before eating. On the other hand, American people admit to eat food that isn’t
warm, like sandwiches.
Second,
the different of driving a car. In general, the similarity of driving in the
U.S and Indonesia is driver has to respect to pedestrians when they meet them
on the street, specifically when the pedestrian want to across the street. They
have to give opportunity to pedestrian first when the traffic light is red
before they continue driving. If they don’t obey this rule, and an accident
happens, they will get fine.
On
the other hand, there are some different in driving in the U.S. and Indonesia.
For example, crossing street without traffic light. People in the United States
more respect to the pedestrian than in Indonesia in this situation. In
Indonesia, a driver doesn’t care about pedestrian, if they don’t across the
street on the appropriate place, like at traffic light. They keep driving fast,
although they see pedestrian want to across the street. In contrast, in the U.S.
driver always respect to pedestrian, although they across the street without
traffic light.
Third,
what Indonesians and Americans do when they are sneezing? In Indonesia, there
are two kinds of action if they are sneezing. One, people will say “Maaf” when
they are sneezing. It means “Sorry” in English. It shows a refine of the
people. In this type, usually people who hear the sneeze don’t do or say
something. They ignore it, because the sneezer already said sorry. Two, people
who are sneezing will say “Alhamdulillah”. The people who hear the sneeze will
say”Yarhamukallah”. Saying the words is also to respect the people close to the
sneezer. It is Arab language. Moslem people usually use it. But in America,
people usually don not say anything.
Forth
and the last, the United States is very unique in the world because the
accreditation or the system for setting national standards of quality in
education is not administrated by government, but by committees of educators
and private agencies like the Middle State Association of Colleges and
Secondary Schools and the Society of Engineers. Meanwhile, Indonesia is
administrated by the government.
Ternyata setelah cukup lama berinteraksi dengan orang
Barat atau yang ada di Barat, aku sering tersipu kalau mendapat pujian mengenai
diriku atau Indonesia. Busyet, norak banget yah? Kuakui hal itu membuatku dapat
menghargai orang yang memiliki budaya berbeda denganku tapi masih bisa
mengatakan sesuatu yang baik tentang budaya yang belum begitu dikenalnya. Mau
belajar?
Boleh dibilang aku suka terkecoh dengan sikap ramah orang asing (yang ramah, dong) denganku. Kadang-kadang ada yang asli ramah, tapi tak jarang kita dapat melihat mereka cuman sekedar basa-basi. Biarpun katakanlah agak basi, aku pikir sikap mereka ini masih jauh lebih baik daripada sekedar mengkritik atau negatif tentang sesuatu.
Berdasarkan buku Culture Shock Indonesia, beberapa hal yang diharapkan orang Indonesia dari orang Barat adalah:
* Mereka sudah memiliki sedikit keahlian dalam 'bahasa Indonesia'
Seringkali kalau berbicara dengan orang yang menggunakan bahasa Inggris, kita sebagai orang Indonesia suka minta maaf soal kemampuan bahasa kita yang seringkali mengejutkan mereka karena cukup bagus. Ternyata, orang asing tadi disarankan untuk setidaknya menguasai beberapa kata-kata umum untuk menunjukkan kalau mereka mengetahui bahasa Indonesia. Hal itu menambah rasa penghargaan orang Indonesia kepada orang asing tadi, karena mereka mau mempelajari bahasa Indonesia.
* Mereka menyukai beberapa makanan Indonesia
Jujur sekali aku sempat shock saat teman OZ-ku kurang menikmati hasil masakan yang kupikir akan membuatnya kagum. Maklum, aku sok eksotik, menghidangkan tumis kepala cumi, yang susah payah ditelannya. Lain hari aku terkejut juga saat menawarkan keripik singkong bumbu yang dinilainya 'aneh'. Tampaknya, hal ini seperti ini yang perlu dihindari orang asing saat berinteraksi dengan kita, bangsa Indonesia. Mereka diharapkan setidaknya pernah mencoba sate, rendang, nasi goreng, mie goreng atau kalau perlu durian. Uniknya, katanya, kalau orang asing itu suka dengan makanan eksotik yang jarang ditemukan, itu sebuah cara untuk mendapatkan teman-teman baru!
* Mereka suka di Indonesia
Ini rahasia umum. Jika perlu, orang asing harus mengatakan kalau mereka suka dengan alam Indonesia, kebudayaannya, buah-buahan enak, bunga-bunga yang cantik, sebelum mengeluh soal lalu lintas, udara lembab atau nyamuk di mana-mana. Taktik ini perlu kita gunakan sewaktu berkunjung ke negara orang lain. Tentulah kita akan memuji setinggi langit hal-hal yang pantas dipuji dan tidak berkata buruk soal hal-hal lumrah dalam kehidupan masyarakat lokal. Soalnya, jika kita negatif terhadap situasi di lingkungan mereka, pastilah mereka akan bilang, "ya, ngapain kamu di sini?". Bener juga, kan?
* Mereka bilang orang Indonesia ramah dan sangat penolong
Orang Indonesia memang suka tersenyum, menolong orang lain, sopan dan suka menyenangkan orang asing. Jujur saja, bangsa asing tersebut memang mengakui hal ini.
* Mereka bilang kalau busana nasional dan kerajinan tangan rakyat sangat menarik.
Sejauh ini, aku selalu mendengar komentar positif dari orang asing yang kuberi hadiah unik dari Indonesia. Mereka juga suka dengan batik sutra yang kupakai. Pernah pula aku dikejutkan oleh pujian untuk bros seharga lima ribu rupiah terpasang di jilbabku. Pendeknya, jika benda itu otentik dari Indonesia, mereka tidak pelit pujian. Hal ini sebenarnya umum karena orang asing yang datang berkunjung ke suatu negara memang sebaiknya menghargai busana nasional dan kerajinan tradisional cerminan kepribadian suatu bangsa.
Boleh dibilang aku suka terkecoh dengan sikap ramah orang asing (yang ramah, dong) denganku. Kadang-kadang ada yang asli ramah, tapi tak jarang kita dapat melihat mereka cuman sekedar basa-basi. Biarpun katakanlah agak basi, aku pikir sikap mereka ini masih jauh lebih baik daripada sekedar mengkritik atau negatif tentang sesuatu.
Berdasarkan buku Culture Shock Indonesia, beberapa hal yang diharapkan orang Indonesia dari orang Barat adalah:
* Mereka sudah memiliki sedikit keahlian dalam 'bahasa Indonesia'
Seringkali kalau berbicara dengan orang yang menggunakan bahasa Inggris, kita sebagai orang Indonesia suka minta maaf soal kemampuan bahasa kita yang seringkali mengejutkan mereka karena cukup bagus. Ternyata, orang asing tadi disarankan untuk setidaknya menguasai beberapa kata-kata umum untuk menunjukkan kalau mereka mengetahui bahasa Indonesia. Hal itu menambah rasa penghargaan orang Indonesia kepada orang asing tadi, karena mereka mau mempelajari bahasa Indonesia.
* Mereka menyukai beberapa makanan Indonesia
Jujur sekali aku sempat shock saat teman OZ-ku kurang menikmati hasil masakan yang kupikir akan membuatnya kagum. Maklum, aku sok eksotik, menghidangkan tumis kepala cumi, yang susah payah ditelannya. Lain hari aku terkejut juga saat menawarkan keripik singkong bumbu yang dinilainya 'aneh'. Tampaknya, hal ini seperti ini yang perlu dihindari orang asing saat berinteraksi dengan kita, bangsa Indonesia. Mereka diharapkan setidaknya pernah mencoba sate, rendang, nasi goreng, mie goreng atau kalau perlu durian. Uniknya, katanya, kalau orang asing itu suka dengan makanan eksotik yang jarang ditemukan, itu sebuah cara untuk mendapatkan teman-teman baru!
* Mereka suka di Indonesia
Ini rahasia umum. Jika perlu, orang asing harus mengatakan kalau mereka suka dengan alam Indonesia, kebudayaannya, buah-buahan enak, bunga-bunga yang cantik, sebelum mengeluh soal lalu lintas, udara lembab atau nyamuk di mana-mana. Taktik ini perlu kita gunakan sewaktu berkunjung ke negara orang lain. Tentulah kita akan memuji setinggi langit hal-hal yang pantas dipuji dan tidak berkata buruk soal hal-hal lumrah dalam kehidupan masyarakat lokal. Soalnya, jika kita negatif terhadap situasi di lingkungan mereka, pastilah mereka akan bilang, "ya, ngapain kamu di sini?". Bener juga, kan?
* Mereka bilang orang Indonesia ramah dan sangat penolong
Orang Indonesia memang suka tersenyum, menolong orang lain, sopan dan suka menyenangkan orang asing. Jujur saja, bangsa asing tersebut memang mengakui hal ini.
* Mereka bilang kalau busana nasional dan kerajinan tangan rakyat sangat menarik.
Sejauh ini, aku selalu mendengar komentar positif dari orang asing yang kuberi hadiah unik dari Indonesia. Mereka juga suka dengan batik sutra yang kupakai. Pernah pula aku dikejutkan oleh pujian untuk bros seharga lima ribu rupiah terpasang di jilbabku. Pendeknya, jika benda itu otentik dari Indonesia, mereka tidak pelit pujian. Hal ini sebenarnya umum karena orang asing yang datang berkunjung ke suatu negara memang sebaiknya menghargai busana nasional dan kerajinan tradisional cerminan kepribadian suatu bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar