As long as I have been living, there has never been a day without you and there never will be…
Awalnya, menonton film ini membuat saya mengantuk berat. Alasan satu-satunya kenapa saya ingin dan tetap menontonnya adalah karena film ini dibintangi Song Hye Gyo yang selalu membuat saya tergila-gila padanya. Terlepas dari ceritanya seperti apa, saya tidak perduli. Yang terpenting adalah bisa “menikmati” kecantikan Song Hye Gyo selama lebih dari seratus menit.
Hingga menjelang tiga perempat bagian, saya mulai sedikit memutar otak, mencari tahu sendiri tentang ke mana arah cerita film ini sebenarnya. Dan sedetik setelah saya menemukannya, film ini benar-benar (baru) menunjukannya. Ternyata analisis saya benar.
My Girl & I berkisah tentang seorang pemuda biasa bernama Kim Su Ho (Cha Tae Hyeon-My Sassy Girl) yang belakangan hidupnya mulai berubah setelah seorang gadis paling cantik di sekolah yang bernama Bae Su En (Song Hye Gyo) menunjukan gelagat suka padanya. Hubungan mereka pun berjalan layaknya hubungan sepasang anak SMA yang sedang jatuh cinta, dan digambarkan tanpa konflik yang signifikan, cenderung datar.
Kakek Kim Su Ho yang seorang pembuat peti mati suatu hari bercerita pada mereka tentang cinta pertamanya yang “hilang”. Mereka berdua pun kerap membahas hal itu di hampir setiap kesempatan. Dan ternyata memang kisahnya memberikan pembelajaran tersendiri bagi keduanya. Tentang hidup yang terkadang kita anggap tidak adil, padahal sebenarnya Tuhan telah mengatur segalanya sedemikian rupa adanya. Tentang cinta yang tak harus selalu saling memiliki, namun tetap indah dalam segala bentuknya. Dan tentang kematian yang bukan sebuah akhiran. Raga seseorang boleh saja mati, namun tidak dengan pikiran dan jiwanya. Terutama cinta yang tidak pernah mengenal kematian.
Film ini dibuat dengan penuh kesabaran, sepertinya. Emosinya terbangun dengan sangat perlahan. Sepertihalnya saat kita sedang menyusun puzzle yang belum jelas gambaran utuhnya seperti apa. Film bergenre seperti ini cukup berisiko tinggi dalam meraih selera pasar. Bagi kebanyakan orang mungkin saja film ini terbilang garing dan monoton. Kalau bukan karena Song Hye Gyo, saya juga tidak akan menontonnya.
Tapi tentunya film ini tidak segaring yang kita bayangkan. Nuansanya benar-benar manis dan lumayan sendu. Juga membuat kita sedikit bernostalgia ke jaman-jaman SMA di mana cinta sedang berbunga-bunganya di hati kita. Ada hal-hal yang hanya akan kita rasakan tanpa mampu kita ucapkan. Dan itu benar-benar mengesankan. Seperempat akhirnya benar-benar penuh keharu-biruan. Memancing air mata. Lebih-lebih karena makna cinta yang digambarkan begitu dalam. Dan saat itu kita akan menyadari bahwa sesuatu yang tenang benar-benar menghanyutkan.
Di Korea sendiri film ini termasuk kategori Box Office. Sayangnya di Indonesia, khususnya di Bandung ini hanya beberapa (atau mungkin malah hanya satu-satunya) bioskop yang menayangkan film ini: Blitzmegaplex.* * *
http://julianawa.multiply.com
1 komentar:
waaahh... ini film.nya bagus sekali ^^
Posting Komentar