Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

FANFICTION : Please, keep our love faithfully

Tittle        :: Please, keep our love faithfully
Genre     :: Romance?
Ratting    :: G / PG (?)
Author     :: Ayunda
Cast        ::
- Song Jihyun a.k.a Aisyah
- Lee Donghae a.k.a Donghae
- Lee Sungmin a.k.a Sungmin




    Love you, love you, I love you,
I hadn't even spoken the words, I just let you go,
Sorry, sorry, do you hear my words,
My late confession, can you hear it,
    I love you.



***


20 Januari 2012


Author's pov

"annyeong Sungmin-ah" sapa seorang gadis dengan rambut sebahu yang disisir rapi.
"annyeong Jihyun, oh ya, apa kau akan mengikuti kompetisi itu?" jawab namja itu dengan semangat
"molla. aku tidak yakin" jawab Jihyun
"aku yakin kau pasti bisa, aku sudah mendaftarkanmu dan kau bisa mengikuti kompetisi itu minggu depan" jawab Sungmin yang membuat Jihyun kaget
"MWO? kenapa kau tidak memberi tahuku lebih dahulu Sungmin-ah" jawab Jihyun sebal
"kalau aku memberi tahumu dulu, kau pasti akan ragu-ragu dan itu membuang-buang waktu" jawab Sungmin santai
"ya!! yang mau ikut kompetisi kan aku, kenapa jadi kau yang bersemangat sekali hah?" Jihyun semakin kesal
"sudahlah, aku ke kelas dulu, kalau mau mengomel nanti saja ya daah" ucap Sungmin sambil mengacak rambut Jihyun lalu pergi ke kelasnya
"ya!! aku sudah repot-repot menyisir rambutku tau!" ucap Jihyun setelah Sungmin mengacak rambutnya
"mian" jawab Sungmin tanpa menoleh sedikitpun dan terus berjalan menjauhi Jihyun



Jihyun's pov

Dasar Sungmin!! Dia mendaftarkanku dalam kompetisi itu tanpa persetujuanku dulu!! teman macam apa itu? aku heran kenapa dia begitu memiliki banyak fans dengan sikapnya yang bisa dibilang 'merugikan' sahabatnya sendiri.

ping.

Aku merogoh tasku untuk mencari handphoneku. Setelah mendapatkannya aku membaca tulisan yang ada di layar handphoneku.
A New Massage from Sungmin
aku membuka pesan itu dengan hati-hati layaknya sedang membuka bom buku(?)

"Jihyun-ah, kau harus rajin berlatih untuk kompetisi itu. Karena kalau sampai kau kalah kau harus mentraktirku ice cream selama 1 bulan penuh. arra?"

mwo? seenaknya sekali dia bicara begitu

"shirreo! dari awal aku tidak tertarik dengan kompetisi ini!!" balasku

1 menit kemudian ada balasan dari Sungmin

"kau bukannya tidak tertarik, tapi kau tidak percaya diri dengan kemampuanmu. aku yakin kau pasti bisa menang kalau kau tidak mau menghabiskan uang jajanmu hanya untuk mentraktirku ice cream"

belum sempat aku membalasnya, ada pesan yang masuk. dari Sungmin

"aku yakin kau pasti bisa. aku mendukungmu. SEMANGAT"

aku masih belum selesai mengetik balasan untuknya dan
lagi-lagi ada pesan darinya

"aku akan membantumu, jadi jangan mengecewakan aku arra?"


***


Author's pov

Sungmin berjanji untuk membantu Jihyun dalam kompetisi itu. Setiap hari Sungmin makin sering mendatangi rumah Jihyun.
"Jadi, lagu apa yang ingin kau tampilkan?" tanya Sungmin
"molla" jawab Jihyun
"emm.. sebaiknya kau menyanyikan lagu yang memiliki kesan di kehidupanmu"
"yang memiliki kesan?"
"ne, dengan begitu kau akan dengan mudah menghayati lagu tersebut"
Jihyun berpikir sejenak lalu entah kenapa ia teringat akan masa lalunya dengan seorang namja yang dicintainya.

Flashback >>>

"kau akan benar-benar pergi oppa?"
"ne aku harus pergi"
"kenapa kau tak memberi tahuku lebih dulu?"
"mianhae. ini semua terlalu mendadak Jihyun"
"berapa lama oppa akan pergi?"
"aku tidak tahu"
"cepatlah kembali Donghae oppa"
"ne. tunggu aku Jihyun-a, aku akan kembali untukmu"

<<< Flashback end


***


15 Februari 2012


Sungmin's pov

Hari ini adalah hari kompetisi itu berlangsung. Jujur aku gugup karena aku menghawatirkan Jihyun. Aku takut ia tidak bisa percaya diri dengan apa yang dimilikinya. Apalagi ini adalah pertama kalinya ia bernyanyi di hadapan umum setelah beberapa lama tidak mau bernyanyi. Aku takut masa lalunya akan mengakibatkan dampak yang buruk untuk penampilannya nanti. Hari ini aku tidak bisa menemaninya mempersiapkan diri karena aku ada kuliah tambahan jadi aku sama sekali belum melihat keadaannya.
"Baiklah, sekarang giliran peserta bernomor urut 29" ucap Krystal selaku pembawa acara.
29? itu nomor urut Jihyun.
Kulihat Jihyun keluar dari balik panggung sambil menggunakan drees selutut berwarna soft pink dengan make up yang minimalis membuatnya terlihat lebih cantik.
Mungkin yang aku terlalu mengaguminya atau dia yang terlalu mengagumkan sampai-sampai aku tidak menyadari bahwa ia sudah mulai bernyanyi.



    When I closed my eyes, you already in my memories,
I wait for you until the end of the world,
I wait for you until the moments fate forbids,
All the time I spent to waiting for you,
My love, is only you,
Always wait for your come back.



Kulihat Jihyun sangat menghayati lagu tersebut, sepertinya ia benar-benar ingin menyampaikan isi lagu tersebut kepada seseorang. Hebat. Tidak salah selama ini aku menyukainya, dia memang yeoja yang sempurna untukku.


Jihyun's pov

Aku gugup setengah mati hari ini, aku harus menyanyi di depan orang banyak setelah sekitar 4 tahun tidak pernah bernyanyi sama sekali. Aku hanya bernyanyi di depan kaca rias atau di kamar mandi, paling-paling juga bernyanyi bersama Sungmin untuk menghibur anak yatim piatu di panti asuhan beberapa bulan yang lalu.
Apalagi tadi aku tidak bertemu sama sekali dengan Sungmin. Jadi tidak ada yang memberiku semangat.
"Baiklah, sekarang giliran peserta bernomor urut 29" ucap Krystal selaku pembawa acara membuatku sadar dari lamunanku dan akhirnya dengan kaki gemetaran aku naik keatas panggung dan bernyanyi.



    When I closed my eyes, you already in my memories,
I wait for you until the end of the world,
I wait for you until the moments fate forbids,
All the time I spent to waiting for you,
My love, is only you,
Always wait for your come back.



Aku hanyut dalam perasaanku sendiri, lagu ini membuatku teringat pada masa laluku bersama Donghae oppa. Entah kenapa aku merasa bahwa diriku tidak bernyanyi untuk kompetisi ini, tapi diriku bernyanyi untuk mengenang kembali kenangan-kenangan masa laluku. Tidak perduli penampilanku yang jelek, yang penting hatiku lega setelah menyanyikan lagu ini, lagu untuknya, untuk orang yang kutunggu selama 4 tahun belakangan ini.



    There's a song from my heart,
Voice from my heart, a expression all of thing that I feel,
This song for you, for you that one's are make me waiting,
There's a song that inside of my soul,
This song for you, for one's who make fall in love
So please, listen my voice's heart
Through this song now.



Lagu ini untukmu Donghae oppa. Aku tau kau tak mungkin mendengarnya tapi bisakah kau merasakan ini? merasakan rasa cinta yang aku berikan lewat lagu ini? rasa yang selama ini hanya kusimpan rapat-rapat di dalam hatiku? sekarang akan kuluapkan semua rasa yang membuat hatiku gelisah selama ini. dengarlah, karena lagu ini untukmu oppa.


Someone's pov

Aku melihatnya. Ya. Aku melihatnya sekarang. Berdiri disini hanya untuk melihatnya bernyanyi. Menyanyikan lagu yang entah kenapa membuat hatiku berdesir. Jihyun-a, aku merindukan suaramu, aku merindukan wajahmu, aku merindukan senyummu, aku merindukan dirimu Jihyun-a, aku sangat merindukanmu. Bahkan walaupun kau tak merindukanku dan melupakanku dari ingatanmu. Maafkan aku Jihyun-a, aku terlalu pengecut karena tidak bisa melindungimu dan malah meninggalkanmu sendiri. Mianhae, Jeongmal mianhae Jihyun-a, nae sarang.


***


Author's pov

Jihyun memasuki backstage dengan perasaan lega. Rasanya semua beban yang selama ini ia tanggung sudah terbuang jauh-jauh. Sementara itu Sungmin menunggunya dengan gelisah, dan senyumnya langsung terkembang setelah melihat Jihyun menghampirinya..

"Jihyun-a, aku sudah tau kalau kau pasti bisa melakukannya" ucapnya setelah mereka sudah duduk bersebelahan.
"gomawo Sungmin-ah, rasanya lega setelah aku selesai menyanyikan lagu itu" jawab Jihyun dengan senyumannya.
" Kapan pengumuman pemenangnya?" tanya Sungmin.
"setelah ini istirahat dulu dan juri akan menentukan pilihannya, setelah itu baru akan diumumkan siapa pemenangnya" jawab Jihyun
"oh ya, apa kau sudah makan? kajja kita makan dulu, aku sudah lapar sekali" ajak Sungmin
"ne, aku juga belum makan, kajja" balas Jihyun.


***


Author’s pov

“Selamat sore semuanya, kalian pasti sudah tidak sabar ingin mengetahui hasil keputusan juri mengenai siapa pemenang kompetisi ‘New Star New World’ kali ini” Ucap Seungri selaku pembawa acara.
“Benar sekali, dan saat ini kita sudah membawa hasil keputusan juri. Kira-kira siapa yang menjadi pemenangnya? Kita akan mengetahuinya sebentar lagi” kali ini Krystal yang berbicara.
“Baiklah tidak usah menunggu lama, kita kan segera membacakan pemenangnya, Krystal-ssi silahkan dibuka amplopnya” ucap Seungri.
Krystal langsung membuka amplop itu dengan perlahan dan wajah mereka berdua tampak berseri-seri mebaca nama yang ada di kertas tersebut.

“Kita akan membacakan dari juara ketiga kita di kompetisi kali ini”

“Juara ketiga kita adalah.. Sung Hyo Woo!!”

“Juara kedua kita, Song Jihyun!!”

“Dan juara pertama kita adalah Sung Hye Hee!!” (author nampang dikit)

“Selamat untuk para pemenang kita”


***


“Yaah, aku tidak menang Sungmin-ah” ucap Jihyun lemas
“Tidak apa-apa, yang penting kau sudah menampilkan yang terbaik” jawab Sungmin menyemangati
“Tapi kan aku jadi harus mentraktirmu ice cream” jawab Jihyun
“Tentu saja” jawab Sungmin semangat

Setelah menerima piagam dan hadiah untuk para pemenang, Jihyun dan Sungminpun pulang. Saat sampai dirumah Jihyun Sungmin menghentikan mobilnya di depan rumah dan mereka terkejut melihat sebuah mobil terparkir manis(?) di depan rumah Jihyun dan seorang namja duduk di kap mobil tersebut.


Jihyun’s pov

Aku sangat lelah hari ini. Setelah acara selesai aku dan Sungmin segera pulang. Tetapi aku sangat terkejut melihat pemandangan di depan rumahku saat mobil Sungmin sudah berhenti. Ada seorang namja duduk diatas kap mobilnya. Wajahnya familiar, sepertinya aku sangat kenal dengan orang itu, tapi ia menunduk sehingga aku tidak dapat melihat dengan jelas wajahnya. Tapi setelah ia mengangkat wajahnya dan menoleh padaku aku merasa oksigen disekelilingku tiba-tiba habis dan aku tidak tahu cara berkedip. Aku terdiam atau lebih tepatnya terpaku melihat namja tersebut. Orang itu adalah orang yang selama ini kurindukan, orang yang selama ini kunanti kedatangannya dan sekarang ia ada didepanku, aku melihatnya, tepat di depanku. Aku bertemu kembali dengannya. Aku bertemu Donghae oppa.

“Donghae oppa” ucapku terkejut setelah berhasil mendapatkan oksigen kembali
“Jihyun-a” ucapnya lalu entah siapa yang memulai duluan aku merasa sekarang kami sudah berpelukan.
“ehm..” Kudengar Sungmin berdehem, sepertinya untuk membuat kami sadar bahwa kami sudah berpelukan terlalu lama.
“oppa, sejak kapan oppa ada disini? Kenapa oppa tidak pernah menghubungiku? Kau juga tidak memberi tahu soal kedatanganmu. Darimana kau tahu rumahku?” aku memberinya berbondong-bondong pertanyaan.
“mianhae Jihyun-a” hanya itu yang ia katakan. Dasar menyebalkan.

Setelah itu kami bertiga mengobrol di dalam rumahku. Dan yang membuatku kaget setengah mati adalah ternyata Sungmin adalah dongsaeng Donghae oppa dan Donghae oppa juga mendapat alamat rumahku dari Sungmin. Tapi kenapa Sungmin tidak pernah memberitahuku? Dan kulihat dari mimik wajahnya sepertinya dia tidak suka melihat kedekatanku dengan Donghae oppa. Apa dia cemburu? Aish lupakan!! Tidak mungkin dia cemburu.


Sungmin’s pov

Kelihatannya Jihyun dan Donghae hyung sangat dekat. Mereka bahkan tidak menganggapku dan asik mengobrol sendiri. Aku tidak tahu mengapa rasanya aku tidak suka melihat kedekatan mereka berdua. Apa aku cemburu ya? Sepertinya iya. Hatiku sakit saat melihat tadi Donghae hyung tiba-tiba memeluk Jihyun. Aish! Aku sudah jatuh cinta padanya. Daripada hatiku semakin panas melihat mereka berdua lebih baik aku pergi saja.

“Jihyun, hyung, aku pulang dulu banyak tugas yang harus kuselesaikan untuk besok” ucapku sambil berdiri.
“kalau begitu aku juga pulang, ini sudah malam. Besok aku kesini lagi ya Jihyun-a” ucap Donghae hyung sambil ikut berdiri.
“ne. aku tunggu ya oppa. Kalian hati-hati dijalan” jawab Jihyun ceria.


Author’s pov

Setiap hari hubungan antara Jihyun dan Donghae semakin dekat. Kedekatan itu membuat hati Sungmin semakin panas. Apalagi sekarang ia sudah semakin yakin bahwa ia sudah jatuh cinta pada Jihyun. Ia selalu saja menghindar jika Jihyun dan Donghae mengajaknya pergi bersama. Alasannya tentu saja ia tidak mau melihat kedekatan Jihyun dan hyungnya yang membuatnya cemburu. Dan setiap kali Jihyun bertanya ada apa, ia selalu saja menjawab “aku baik-baik saja”.


***


1 Maret 2012


Donghae's pov


Aku sudah bertemu dengan Jihyun. Aku senang karena ternyata Jihyun sama sekali tidak membenciku. Setelah beberapa hari aku jalan dengannya, aku semakin yakin dengan perasaanku padanya. Ya. Aku mencintainya. Aku akan mengatakannya hari ini. Saat aku menjemputnya pulang kuliah nanti. Kuharap ia juga merasakan hal yang sama denganku. Sebaiknya sekarang aku mengiriminya SMS.
"Jihyun-a, nanti kau pulang jam 1 kan? Bagaimana jika aku menjemputmu? ada yang ingin kubicarakan denganmu"
Satu menit kemudian aku menerima balasan darinya.
“ne, oppa, memangnya apa yang ingin kau bicarakan? kenapa tidak lewat SMS atau telfon saja?"
Aku mengetik balasan untuknya.
"ini penting, harus dibicarakan secara langsung, pokoknya tunggu saja aku"
"ne. oppa"


***


Jihyun’s pov

Sekarang aku duduk dikursi samping pengemudi dengan bingung, ini kan bukan jalan ke rumah? Untuk apa Donghae oppa mengajakku kesini?.
“oppa, untuk apa kita lewat jalan ini?” tanyaku pada Donghae oppa.
“temani aku sebentar” jawabnya.
“kemana? Tadi kau tidak bilang apa-apa” ucapku.
“pokoknya temani aku sebentar, ada yang harus aku selesaikan. Arra”
“arraseo” akupun pasrah mengikuti kemana Donghae oppa pergi.


Aku duduk disamping Donghae oppa di salah satu bangku taman. Sertinya ia sedang memikirkan sesuatu, terlihat  dari wajahnya yang gelisah.
“ada apa oppa?” tanyaku.
“emm.. Jihyun, ada yang ingin aku bicarakan denganmu” jawabnya gugup
“ne?”
“Jihyun-a, mian dulu aku meninggalkanmu selama bertahun-tahun” ucapnya “aku tidak bermaksud meninggalkanmu sendirian, dan sekarang aku akan menebus kesalahan itu dengan terus menemanimu disisimu, maka dari itu..” ia tidak melanjutkan ucapannya.
“maka dari itu?” aku bertanya untuk mendengar kelanjutan kata-katanya tadi.
“saranghae Jihyun” ucapnya sambil menatap mataku dalam.
Aku terpaku, entah karena ucapannya atau tatapan matanya. Yang jelas aku tidak menyangka ia akan mengucapkan kata-kata itu.
“Jihyun, apa kau mendengarkanku?” pertanyaannya membuatku tersadar dari lamunanku. 
“ah.. ne oppa” jawabku gugup.
“lalu” ouch! Mengapa dia harus menanyakannya sekarang? Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri, aku mencintainya  5 tahun yang lalu. Tapi aku ragu dengan perasaanku saat ini, aku masih mencintainya atau hanya menganggapnya sebagai oppaku?
“nado saranghae oppa” mungkin aku bisa tau bagaimana perasaanku setelah aku menjalaninya bersama Donghae oppa, semoga saja rasa cinta 5 tahun yang lalu masih tersimpan di hatiku.
“gomawo Jihyun-ah” ia langsung memelukku. Aku berharap ini adalah buah dari penantianku selama bertahun-tahun.

***

Sungmin’s pov

Huh.. hari ini sungguh melelahkan, ditambah lagi tugas dari Choi songsaenim yang harus kuselesaikan sekarang juga.
Aku membuka pintu mobil dan menyalakan mesin mobilku, tiba-tiba ada SMS masuk. Dari Donghae hyung yang menyuruhku dating ke café  “Handel and Grettel” (author promosi restaurant-nya suamiku, Yesung). Dengan malas aku menuruti permintaannya karena ia mengancam akan meng-hack laptopku jika aku tidak mau datang, sial! Kalau  tau begitu aku tidak akan meminjamkan laptopku padanya!!

***
“Sungmin!!” kulihat seorang namja yang sedang melambaikan tangannya padaku, aku segera menghampirinya dan ternyata disitu juga ada Jihyun. Kenapa perasaanku jadi tidak enak? Aku menyesal datang kesini kalau hanya untuk melihat mereka berdua mengobrol tanpa menghiraukan keberadaanku.
“ada apa?” tanyaku datar setelah duduk disalah satu kursi.
“kau tidak ingin mendengar kabar baik huh?” Tanya Donghae hyung dengan ceria dan Jihyun hanya tersenyum-senyum.
“memangnya kabar baik apa?”
“kami baru saja jadian” ucap Donghae hyung yang membuat jantungku hampir meloncat keluar
“oh, kalau begitu chukkae” kupaksakan seulas senyum dibibirku. Mencoba menyembunyikan rasa kecewa yang melanda hatiku dan membuat energiku seakan tak mampu menopang badanku sendiri. Kakiku lemas, jantungku berdegup begitu lambat, paru-paruku seakan sulit menghirup udara, mataku berat dan aku hanya bisa tertunduk untuk menyembunyikan rasa sakit yang kurasa.
“sekali lagi selamat untuk hubungan kalian, dan maaf aku harus pergi dulu, aku harus menemui dosen dikampus. Aku pergi dulu” ucapku setelah berhasil mengontrol diriku. Aku beranjak pergi dan melajukan mobilku menjauh dari café itu.


***


6  Juni 2012

Author’s pov

Donghae melajukan mobilnya dengan kencang menyusuri jalanan Seoul yang sudah cukup ramai. Ia terburu-buru pergi ke perusahaan ayahnya karena ada janji penting dengan seorang klien dari Jepang. Ia mengambil hanphonenya di jok samping pengemudi lalu mencari kontak nomor sekertarisnya untuk membicarakan soal rapat hari ini, tapi handphone tersebut jatuh dan Donghae sedikit membungkukkan badannya untuk mengambil hanphonenya. Ternyata tangannya menyengggol handphone tersebut dan membuatnya lebih jauh dari jangkauan tangan Donghae, akhirnya ia menunduk untuk mengambil handphonenya. Setelah berhasil mengambil handphone ia menegakkan posisi badannya seperti semula dan tiba-tiba ada kilatan cahaya kuning menyilaukan dari arah kiri mobil Donghae disertai suara klakson mobil yang memekakkan telinga, dan beberapa detik kemudian.. BRAAAAK!!!.. Mobil Donghae tertabrak sebuah truk pengangkut  barang.

***

Dengan setengah berlari Jihyun  mendatangi ruang rawat Donghae . Dengan pelan dibukanya pintu berwarna putih tersebut dan dapat ia lihat Seorang Yeoja separuh baya sedang menangis di pinggir tempat tidur , seorang namja yang berusaha menenangkan yeoja tersebut dan.. Donghae yang terbaring lemah dikasur tersebut dan dengan sekejap air matanya langsung tumpah.

~Two days later
8  Juni 2012

Donghae membuka matanya dan menangkap cahaya  yang menyilaukan. Diliriknya soerang yeoja yang tertidur di kursi disampingnya, seketika ia tersenyum, senyum yang damai.
“eemmhh..” Jihyun terbangun dan wajahnya langsung berseri-seri ketika melihat Donghae sudah terbangun.
“oppa, kau sudah sadar? Tunggu sebentar dan aku akan memanggilkan dokter untuk memeriksamu” ucap Jihyun.
“tidak usah JIhyun-ah, aku hanya ingin bicara denganmu sekarang” ucap Donghae mengcegah Jihyun.
“ne oppa, apa yang ingin kau katakan?” Jihyun kembali duduk di kursinya semula.
“mianhae Jihyun-a, karena waktu itu aku meninggalkanmu” ucap Donghae sambil menggenggam lembut tangan Jihyun “aku tidak bermaksud membuatmu kesepian saat itu, sungguh aku menyesal. Aku merasa bahwa aku adalah orang egois yang meningalkanmu tanpa memberitahumu terlebih dulu. Aku menyesal Jihyun-ah” mata Donghae mulai berkaca-kaca. Genggaman tangannyapun semakin erat membuat Jihyun bingung atas tingkat laku namjachingunya ini.
“apa kau akan membenciku jika aku meninggalkanmu untuk yang kedua kalinya? Kuharap tidak, karena aku akan sangat sedih jika kau membenciku. Aku harap jika aku harus meninggalkanmu untuk yang kedua kalinya kau tidak akan menangis. Jangan tangisi aku jika aku pergi, tersenyumlah karena senyumanmu akan membuatku semakin mencintaimu”. “oppa” hanya itu yang keluar dari mulut Jihyun.
“uljima Jihyun” ucap Donghae sambil menghapus air mata yang sudah mulai turun dari mata Jihyun, senyuman tak pernah hilang dari wajah donghae meskipun matanya berkaca-kaca. Entah kenapa sentuhan tangan Donghae yang dingin membuat Jihyun berfirasat buruk dan air matanya semakin deras.
Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu ruangan itu dan langkahnya berhenti melihat Jihyun dan Donghae.

Sungmin’s pov

Aku memasuki ruangan rawat Donghae hyung dan langkahku terhenti saat melihat Donghae hyung dan Jihyun disana. Akupun berbalik bermaksud keluar dari ruangan itu.
“tidak apa-apa Sungmin-ah, masuklah” ucap Donghae hyung. Akupun berjalan mendekati mereka.
“sungmin, tolong jaga Jihyun jika aku tidak bisa menjaganya. Tolong lindungi dia jika aku tidak bisa melindunginya”
“apa maksudmu hyung?”
“sudahlah, yang penting tetaplah disisinya dan jangan biarkan dia menangis lagi.” Ucap Donghae hyung dengan tersenyum, senyum yang tenang dan damai. ”aku titipkan Jihyun padamu ya, tolong jaga dia baik-baik. Jaga juga eomma dan appa, jangan membuat mereka kecewa”
“Jihyun, mianhae jika aku harus meninggalkanmu untuk yang kedua kalinya. Saranghae” ucapnya dengan senyuman damai dan matanya menatap lekat-lekat mata Jihyun.


TIIIIIIIIIT……….

“OPPA!!”

“HYUNG!!  ANDWAE!!”

***

~2 years later

“oppa, apa kau bahagia diatas sana? Aku harap kau menemukan kebahagiaanmu disana”
“hyung, aku sudah berusaha sekuat tenagaku untuk melaksanakan permintaan terakhirmu saat itu hyung”
“asal kau tau oppa, kami akan bahagia selama kau bahagia disana. Kami akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu”
“sudah dulu hyung, ini sudah sore,  kami akan sesering mungkin dating kesini”
“oppa, kami  pulang dulu. Aku mencintaimu”
“kajja chagiya, kita harus mengurus gaun pengantin untuk pernikahan kita”
“kajja”

END

HAPPY OR SAD ENDING? TENTUKAN SENDIRI



Ini ff sumpah gaje banget.. ancuurrrr….!!!!   
Aku aja gak berminat baca ulang ff ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar